Kecerobohan tersebut di antaranya cara berkendara yang "jorok", seperti sering menghajar lubang atau menabrak benda keras. Kemudian, mereka tidak memerhatikan kondisi komponen yang berkaitan dengan ban. Misalnya, membiarkan tekanan angin kurang atau sering membawa beban yang berlebihan.
Dorari, spesialis OEM Tire PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC, memberikan beberapa contoh kerusakan pada ban, disertai penyebabnya.
Pertama, ban sobek, akibat kurang tekanan angin, lantas menghajar lubang atau menyeret benda tajam (ranjau) cukup jauh. Jika pakai ban dalam, sobek kecil tidak akan membuat ban kempis.
Kedua, ban benjol. Ini menandakan bahwa benang konstruksi di dinding putus. "Biasanya (karena) bagian samping membentur trotoar. "Kalau benjol di tengah, itu lantaran kondisi suspensi mati sehingga ban seperti dibiarkan menahan beban berat kendaraan plus pengendara dan penumpang," ungkap Dorari.
Ketiga, kembang ban termakan sebelah. Penyebabnya terdiri dari beberapa kemungkinan, seperti kondisi velg yang sudah tidak balance. Kalau menggunakan jari-jari, Dorari menyarankan agar bagian itu disetel ulang. Kemungkinan lain, volume shock sudah tidak seimbang. Dampaknya, "Kerja suspensi pun jadi tidak sama," sebut Udin, Kepala Mekanik Clara Motor, dealer Honda.
Faktor penyebab lain, bushing swing arm sudah aus sehingga posisi roda oblak dan bikin ban tidak rata ketika menapak di permukaan jalan.
Keempat, retak-retak karena terlalu lama disimpan sehingga membuat elastisitasnya berkurang. Lihat kode produksi ban yang terdiri dari 4 angka. Dua angka awal pertanda minggu produksi (bisa minggu pertama, kedua, dan seterusnya), sedangkan dua angka di belakang menandakan tahun produksi.